Ads Right Header

Buy template blogger

Mahasiswa PGSD Unika Santu Paulus Ruteng Gelar Aksi Sosial Penuh Makna di Panti Asuhan Lempe

Foto: Mahasiswa memberikan bantuan sembako kepada pengurus panti (Sumber: dokumen pribadi)

Editor: Tim Redaksi

Ruteng, PIJAKAN rakyat – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) kelas 2024 L dari Universitas Katolik (Unika) Santu Paulus Ruteng menunjukkan aksi nyata kepedulian sosial lewat kunjungan dan kegiatan karitatif di Panti Asuhan Lempe, Sabtu (7/6/2025). Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 Wita dan meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa maupun anak-anak di panti.

Dengan membawa bantuan sembako seperti beras, telur, dan kebutuhan pokok lainnya, para mahasiswa tak hanya hadir sebagai pemberi bantuan materi, tetapi juga sebagai pembawa semangat, harapan, dan kebersamaan. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun empati serta membentuk karakter pendidik yang humanis dan peka terhadap kondisi sosial.

Aksi Kasih yang Menyentuh Hati Anak Panti

Kunjungan dimulai dengan sambutan hangat dari pihak panti. Mahasiswa disambut oleh senyum ceria anak-anak dan pengelola panti. Dalam sambutannya, perwakilan mahasiswa menekankan pentingnya relasi kasih dan solidaritas dalam membentuk masyarakat yang peduli.

“Saya senang sekali melihat teman-teman kelas saya sangat antusias mengatur kegiatan ini. Kami bukan hanya membawa sembako, tetapi juga membawa hati dan waktu untuk bersama anak-anak di sini,” ujar Erni, koordinator kegiatan dari mahasiswa PGSD 2024 L.

Kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama, nyanyian ceria, dan sesi berbagi pengalaman hidup. Anak-anak terlihat antusias, bahkan menyampaikan impian mereka dengan penuh semangat.

“Saya ingin jadi guru seperti kakak-kakak,” ucap seorang anak dengan mata berbinar, menyentuh hati para mahasiswa dan memotivasi mereka untuk terus hadir bagi sesama.

Apresiasi dan Harapan dari Pengelola Panti

Pihak Panti Asuhan Lempe menyampaikan apresiasi atas kegiatan mahasiswa Unika. Ibu Mery Baso, pengelola panti, menilai bahwa kegiatan seperti ini memberi dukungan moral yang sangat berarti bagi anak-anak.

“Kami menyambut baik kegiatan seperti ini. Anak-anak sangat senang karena merasa diperhatikan dan diberi ruang untuk bermain serta belajar dari orang-orang muda yang peduli,” katanya sambil berkaca-kaca.

Lebih dari bantuan materi, ia menegaskan bahwa kehadiran para mahasiswa menjadi motivasi kuat bagi anak-anak untuk tetap bermimpi dan berjuang.

Refleksi Mahasiswa: Pelajaran Hidup dari Lapangan

Kegiatan ini juga menjadi ajang refleksi mendalam bagi mahasiswa. Mereka mengaku belajar lebih banyak tentang arti memberi, bersyukur, dan pentingnya menjadi pendengar yang baik.

“Ini bukan sekadar kunjungan sosial. Ini pelajaran hidup. Di tempat ini, saya belajar arti bersyukur, memberi, dan menjadi pendengar yang baik,” ungkap Adrianus, mahasiswa PGSD yang ikut terlibat aktif.

Seorang mahasiswa lainnya menyatakan, “Kami justru mendapat banyak dari mereka. Keceriaan, kekuatan, dan ketulusan mereka membuat kami bercermin bahwa hidup ini indah jika dijalani dengan semangat dan saling mendukung.”

Dukungan Penuh dari Dosen dan Program Studi

Kegiatan ini didukung penuh oleh Rudolof Ngalu, S.Fil., M.Pd., dosen pembimbing akademik. Ia menegaskan bahwa pengalaman lapangan seperti ini penting untuk membentuk karakter pendidik masa depan yang utuh.

“Sebagai calon guru, mahasiswa perlu dilatih untuk hadir secara utuh di tengah masyarakat. Pendidikan bukan hanya soal nilai di kelas, tapi juga tentang membentuk karakter, empati, dan kepedulian,” jelasnya.

Program Studi PGSD FKIP Unika juga menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi kampus dalam membentuk lulusan yang memiliki integritas, empati, dan daya ubah sosial.

BACA JUGA: Prodi Pendidikan Matematika Unika Santu Paulus Ruteng Gelar Kuliah Dosen Tamu Bertema Pembelajaran Transformatif dan Deep Learning

Pendidikan yang Mengubah Hati dan Realitas Sosial

Kunjungan ke Panti Asuhan Lempe bukan hanya menjadi pengalaman satu hari, tetapi menjadi bekal jangka panjang bagi mahasiswa untuk menjalani profesi guru yang lebih bermakna. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk membentuk agen perubahan sosial.

Di penghujung kegiatan, mahasiswa dan anak-anak membentuk lingkaran, saling menggenggam tangan, dan berdoa bersama. Doa dan air mata haru menutup hari penuh cinta dan pembelajaran.

Melalui kegiatan ini, para mahasiswa tidak hanya memberi, mereka juga menerima pelajaran hidup yang tak ternilai. Mereka belajar bahwa menjadi pendidik sejati bukan sekadar soal mengajar, tetapi hadir untuk membangun dan menginspirasi. (Redaksi PR

Previous article
This Is The Newest Post
Next article

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel